Subscribe:

Ads 468x60px

9.9.11

Kado Gurita Korupsi untuk Ultah SBY

Gurita Korupsi

Hari ini, 9 September 2011 Presiden SBY merayakan ulang tahunnya ke - 62 bersamaan dengan ulang tahun Partai Demokrat ke - 10. Namun perayaan Ulang tahun kali memiliki nuansa dan cerita berbeda dari tahun-tahun sebelunya yang penuh gebyar dan kebanggan karena merasa memiliki suskses dan prestasi tak tertandingi.

Momentum Ultah SBY kali ini tampaknya harus benar-benar menjadi tonggak untuk kontemplasi karena dikelilingi oleh kondisi yang sangat muram dan memalukan. Betapa tidak, ditengah Ultahnya yang ke 62, popularitas SBY terus melorot secara tajam, dirinya semakin tegas dituduh oleh publik sebagai pemimpin yang suka berbohong serta semakin terbongkarnya orang-orang dekatnya yang tersandung dugaan kasus korupsi.

Partai Demokrat yang selama ini dibela dan dibanggakan SBY kini ibarat menjadi sampah pemberitaan serta cibiran publik karena terserang badai tsunami korupsi berjamaah yang mejijikkan. Korupsi di Partai Demokrat tidak bisa dipungkiri sebagai klimaks dari sikap munafik (hipokrit) para pemimpin di negeri ini dalam memberantas korupi yang hanya dibungkus citra yang bersifat politis.

Dalam kondisi seperti ini, SBY sebagai pemimpin tertinggi di negeri ini tidak bisa berbuat apa-apa, terkecuali hanya menonton dan mungkin merestui drama pemberantasan korupsi yang penuh diskriminasi dan kepura-puraan. Kasus M.Nazarudin (mantan Bendahara Partai Demokrat) menjadi baju ujian dan bukti nyata bagi SBY bahwa kepemimpinannya penuh dengan masalah.

Disamping masalah itu, di Ultahnya ke-62, SBY justru dikado dengan kondisi korupsi yang semakin menggurita yang diduga dijalankan oleh orang-orang terdekatnya. Kado Gurita Korupsi untuk Ultah SBY adalah sangat nyata dan tak bisa dipungkiri ketika kini para Menterinya; terutama Menpora Andi Malarangeng dan Menakertran Muhaimin Iskandar diduga publik secara kuat terkait dengan masalah korupsi di institusinya .

Publik meyakini bahwa proses hukum selalu kandas dan terhalang-halangi bagi para petinggi di negeri ini, namun para Menteri yang mengitari SBY sesungguhnya tidak bersih dari skandal korupsi. Hal ini terjadi karena rakyat meyakini, bahwa korupsi sesungguhnya hanya bisa ‘diaktori’ oleh para elit di negeri ini, walaupun dalam kenyataannnya yang dikorbankan hanya pemain pinggiran / pegawai rendahan.

Inilah fakta terjadinya praktik hukum Jahilyah di era kepemimpinan SBY, dimana kekuasaan dan keuangan menjadi yang maha kuasa dan perkasa. Semua persoalan bisa direkayasa dan dibeli sesui dengan selera kepentingan politik yang sedang dominan atau berkuasa.

Persoalan-persoalan itulah yang menjadi kado paling istimewa di Ultah SBY kali ini, dimana drinya semakin diidentikkan dengan pemimpin yang hipokrit, pembohong sehingga pantas menerima kado gurita korupsi. Ultah dengan kado seperti ini tentu sangat memalukan dan memalukan, karena secara kasat mata dirinya sedang ditampar dan dilempar dengan kotoran korupsi yang sangat menjijikkan oleh para pembantunya (Menteri) dan orang-orang dekatnya.

Namun sangat ironis dan aneh, walaupun dikado dengan pertsoalan yang memalukan, SBY tetap bimbang dan gamang melakukan tindakan tegas demi melakukan aksi jihad melawan korupsi yang pernah dikampanyekannya. Sungguh sulit dipahami ketika dirinya dikado dengan semakin mengguritanya korupsi namun SBY terlihat tetap happy dan tetap puas menerima kepalsuan puja puji oleh para Menteri.

Penghormatan, sanjungan dan puja puji para Menteri inilah yang membuat SBY tidak sadar jika mukanya telah dicoreng moreng dan dipermalukan oleh sebagain para Menterinya. Ketidaksadaran inilah yang membuat dirinya selalu tidak bisa bersikap tegas dan bijaksana untuk mensikapi gurita korupsi yang terus mengelilingi pemerintahan SBY.

Mestinya SBY merasa sedih, malu dan marah serta meraswa terpuruk ketika dalam pemerintahannya gurita korupsi semakin menjadi-jadi yang justru dipraktikkan oleh para Menteri. Namun perasaan itu tampaknya tidak ada dan terjadi sehingga publik semakin kecewa dengan kepemimpinan SBY yang seakan telah mati rasa terhadap aspirasi, teriakan dan tuntutan publik yang selalu menggema ditelinganya.

Aly Imron Dj Kompasiana - Penggiat LSM untuk Transparansi dan Demokrasi, Penulis Buku dan Penulis Lepas di Berbagai media massa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar