Subscribe:

Ads 468x60px

8.9.11

Perilaku Bobrok Anggota Dewan Cermin Negara Gagal

Nonton Bokep Fasilitas DPR
Perilaku bobrok anggota Dewan, baik DPR maupun DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota, merupakan cerminan dari penyakit kronis di negara gagal.

Parahnya lagi, perilaku seperti itu dibiarkan terus berlangsung oleh masyarakat yang apatis dan kaum intelektual yang melacurkan diri pada kegiatan praktis sehingga tidak mampu berpikir analisis dan bersuara kritis.

"Bagi saya perilaku bobrok anggota dewan itu baru segelintir dari kesalahan pengelolaan tata negara di negara yang bobrok. Bahkan eksekutif jauh lebih bobrok lagi daripada legislatif. Harusnya media terus mengkritisi kedua lembaga negara itu karena sama-sama bobrok," kata pengamat politik Universitas Riau, Alimin Siregar, kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Minggu (10/4).

Perilaku anggota DPR yang tertangkap tangan sedang menonton video porno saat sidang paripurna dan perilaku menyimpang anggota DPRD Pekanbaru yang digerebek diduga sedang pesta sabu-sabu, menurut Alimin, menunjukkan kesalahan fatal dari partai dalam merekrut kader.

Pertimbangan rekrutmen didasarkan atas logika pragmatis yang bertumpu pada kedekatan dengan pengurus tinggi partai. Rekrutmen salah itu juga mengabaikan rakyat sebagai representasi suara anggota dewan karena lebih mementingkan kemampuan financial si anggota dewan dalam meraih suara masyarakat.

"Wajar saja anggota dewan yang dilahirkan seperti itu. Jadi kesalahan itu bukan pada anggota dewan bersangkutan tapi kesalahan partai yang merekrut anggota dewan tersebut," ungkap Alimin yang juga anggota KPU Riau.

Alimin juga menyinggung soal fasiltas mewah yang dinikmati anggota dewan di DPR, DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Legislatif menikmati fasilitas rumah mewah, mobil mewah, dan dana negara bermiliar rupiah.
Menurutnya sudah terjadi salah urus dalam penyelenggaraan Negara. Masyarakat sudah tak mampu lagi bersikap kritis dan cenderung memilih apatis.

Tidur Nyenyak Saat Sidang !!!
"Begitu juga kaum intelektual yang tidur. Banyak intelektual menjadi pelacur dan melacurkan diri pada kegiatan praktis. Mereka tak mampu berpikir besar, melahirkan pemikiran besar untuk mengajak kepada perubahan besar," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar